PODNewsPODRoom

Cegah Inflasi, Luhut Minta Warga Tanam Cabai di Rumah

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyoroti laju inflasi Juli 2022 yang mencapai 4,94% secara tahunan (yoy). Penyumbang inflasi terbesar berasal dari lonjakan harga pangan seperti cabai rawit hingga bawang merah.

Luhut mendorong kepala daerah untuk mensosialisasikan kepada warga agar mau menanam atau mengembangkan bahan pangan yang sebenarnya bisa dilakukan secara mandiri di rumah. Dengan cara itu harga di pasar bisa lebih terkendali dan inflasi terjaga.

“Ada cabai merah, bawang merah, cabai rawit, telur ayam, daging ras, tomat. Jadi ini barang-barang yang menurut saya bisa dikembangkan di rumah kita masing-masing,” kata Luhut dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah.

“Jadi maksud saya, ayo teman-teman kita semua untuk bersama-sama menjaga inflasi ini. Jangan pakai yang terlalu canggih-canggih pokoknya nggak kekurangan bawang, nggak kekurangan cabai, nggak kekurangan telur ayam, daging ayam, itu sudah akan mempunyai dampak,” tambahnya.

Luhut mengaku hal tersebut pernah dilakukannya saat masih berseragam hijau. “Ini barang yang waktu saya Komandan Korem tahun 1992-1993 di Madiun, saya pernah bikin dulu hidroponik supaya pangan waktu itu jangan sampai kurang,” imbuhnya.

Berdasarkan data paparan Luhut, per Juli 2022 Jambi mengalami inflasi paling tinggi sebesar 6,96%. Kondisi ini dipicu oleh inflasi cabai merah yang mencapai 2,02%, angkutan udara 0,60%, bahan bakar rumah tangga 0,48% dan bawang merah 0,46%.

Posisi kedua ditempati oleh Bungo yang mengalami inflasi sebesar 6,93% dengan komoditas penyumbang cabai merah, bawang merah, dan bahan bakar rumah tangga.

Dari data tersebut, Luhut menyimpulkan bahwa cabai merah rata-rata menjadi biang kerok inflasi di Sumatera. Bayangkan, 20 kota di Sumatera mengalami inflasi cabai merah tertinggi pada periode Januari-Juli 2022.

Luhut berharap pemerintah daerah bisa mendorong masyarakat untuk menanam cabai sendiri. Hal itu bisa dilakukan dengan menggunakan dana desa yang dikirimkan pemerintah pusat.

“Kenapa tidak didorong rakyat kita menanam itu saja sehingga kita melakukan preventive strike, jadi kita sudah melakukan serangan lebih dulu dengan menanam itu tadi,” tambahnya.

Sumber: detikfinance

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button