Emmy yang berusia tiga tahun menjadi korban selamat dalam pembantaian massal di tempat penitipan anak di Thailand, ia tertidur di bawah selimut di sudut ruangan ketika serangan terjadi. Mantan polisi yang menjadi pelaku pembantaian itu disebut menikam anak-anak yang sedang tidur dalam serangannya.
Seperti dilansir Reuters, Senin (10/10/2022), Paveenut Supolwong, yang memiliki nama panggilan Emmy atau Ammy, disebut oleh orang tuanya sebagai anak yang biasanya mudah terbangun saat tidur. Namun saat jam tidur siang pada Kamis (6/10) pekan lalu, ketika pelaku melancarkan serangan brutal, Emmy tertidur lelap.
Emmy adalah satu-satunya anak yang selamat dari pembantaian di Nong Bua Lamphu pada Kamis (6/10). Total 37 orang tewas, termasuk istri dan anak tiri penyerang, dan 24 di antaranya adalah anak-anak.
“Saya terkejut. Saya turut merasakan untuk keluarga lainnya … Saya senang anak saya selamat. Perasaannya campur aduk antara sedih dan bersyukur,” tutur ibunda Emmy.
Sebelumnya orang tua Emmy mengatakan bahwa ia (Emmy) tampaknya tidak mengingat tragedi yang terjadi. Seseorang menemukannya di sudut ruangan, setelah pelaku pergi meninggalkan tempat penitipan anak itu. Emmy dievakuasi dengan selimut tetap menutupi kepalanya sehingga dia tidak melihat mayat anak-anak lainnya.
Ibunda Emmy meyakini bahwa putrinya dilindungi oleh roh-roh pelindung.
“Anak saya tidak mudah tidur nyenyak. Saya meyakini ada roh yang menutupi mata dan telinganya. Kami memiliki keyakinan yang berbeda, tapi bagi saya, saya pikir itu telah melindungi anak saya,” tuturnya.